Istilah
komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu communication, sedangkan dari
bahasa latin adalah comunicatus yang mempunyai arti berbagai atau menjadi milik
bersama. Komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang
melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Ilmu komunikasi
adalah ilmu pengethuan
sosial yang bersifat
multidisipliner, olehnya itu
tidak bias menghindari perspektif
dari beberapa ahli
yang tertarik pada
kajian tentang komunikasi,
sehingga pengertian dan definisi
komunikasi menjadi semakain banyak dan beragam, tetapi pada dasarnya semua itu
bersi fat saling melengkapi dan menyempurnakan.
Pesan adalah produk
utama komunikasi. Pesan
berupa lambang-lambang yang
menjalankan ide/gagasan, sikap,
perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis,
lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah
laku dan berbagai
bentuk tanda-tanda lainnya.
Negosiasi
merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timabal balik dari
pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang
ber-beda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi
dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau
antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar
belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan
pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut.
1.
Komunikasi Lisan dalam Rapat
Di dalam suatu pertemuan dan dalam
suatu rapat setiap anggota atau peserta harus menyadari posisinya dalam forum
tersebut. Tiap peserta hendaknya:
§ Mampu
berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak
kehilangan pendirian.
§ Mampu menjadi
komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
§ Mampu
berkomunikasi secara terbuka, jujur dan bertanggung jawab.
§ Mampu
menjadi komunikan yang sangat responsive namun tidak emosional.
§ Mampu
mengontrol diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara
bertele-tele.
2.
Komunikasi Lisan dalam Wawancara
Misalkan dalam suatu wawancara,
kita melakukan komunikasi dengan seorang yang diwawancara. Dalam wawancara
tersebut, ada pihak yang lebih mencondong memberikan pertanyaan. Wawancara
biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data yang ingin kita dapat. Ada juga
etika dalam berwawancara, diantaranya adalah memperkenalkan diri terlebih
dahulu. Kemudian kita sampaikan maksud dari wawancara yang kita lakukan. Kita
juga harus respect kepada orang yang kita tanya sehingga ia merasa nyaman.
Berikut ini ialah hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan wawancara:
§ Gunakan
volume suara yang baik dan terdengar (berbicara tidak terlalu keras).
§ Hindari
bahasa menggurui responden.
§ Hindari
sikap rakus.
§ Fokus pada
lawan bicara.
§ Fokus pada
pembicaraan.
§ Tidak boleh
memotong pembicaraan.
§ Lakukan
verifikasi jika ada kekurangan.
§ Hindari
kata-kata kasar (kotor).
§ Bersikap
ramah.
§ Jangan
menyakiti hati responden.
§ Hidari
tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
§ Ucapkan
terima kasih.
3.
Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi
Diartikan sebagai proses yang
melibatkan upaya untuk merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan
pengertian yang lebih rinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses
mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak dengan
sikap, sudut pandang, dan kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi,
baik dilakukan pribadi dengan lainnya, maupun negosiasi antar kelompok,
senantiasa melibatkan pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal
wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku. Pada
hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang
melakukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk
memahami latar belakang, pola pemikiran, dan karakteristik, serta berusaha
untuk saling menyesuaikan diri.
Agar dalam berkomunikasi lebih
efektif dan kena sasaran, negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan melalui
beberapa tahap:
§ Fact-finding,
mengumpulkan fakta atau data yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan
sebelum melakukan negosiasi.
§ Planning,
sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah garis besar pesan yang hendak
disampaikan.
§ Penyampaian,
lakukan negosiasi pesan dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan gunakan
istilah yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilih kata yang
mencerminkan citra spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap
kata yang disampaikan.
§ Umpan
balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik
reaksi lawan bicara. Amati isyarat seperti: angkat bahu, geleng kepala,
mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik untuk mengetahui sama makna yang
disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.
§ Evaluasi,
menilai apakah tujuan negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi,
atau perlu menggunakan cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Meskipun
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti hasil yang
diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan semula. Sering
terjadi justru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian masalah antara
pemberi dan penerima pesan. Diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang
memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan
memenangkan pendapatnya.
Jika
terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan, timbul dorongan
untuk menang. Keinginan untuk menang di satu sisi mengabaikan kekalahan dipihak
lainnya, biasanya sulit tercapai. Untuk itu digunakan strategi win-win
solution.
Sumber:
Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi
Bisnis. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar