Senin, 22 Mei 2017

Budaya Sebuah UKM (Bakso PLO)

UKM “BAKSO PLO”

Pertumbuhan UKM yang semakin hari kian meningkat pesat, ternyata belum dibarengi dengan tertanamnya sikap profesional para pelakunya. Budaya perusahaan yang masih terkesan asal-asalan dan kinerja UKM yang belum tertarget dengan optimal, menjadikan daya saing UKM masih sangat lemah jika dibandingkan dengan perusahaan besar di sekitarnya.
Kondisi seperti ini tentunya tidak menguntungkan para pelaku UKM. Karena itu agar usaha kecil Anda bisa bersaing dengan perusahaan besar di luaran sana, pastikan bila budaya perusahaan yang Anda jalankan dikelola secara profesional agar hasil kerja yang ditunjukkan juga bisa lebih maksimal.
Alamat:

  • Jalan Agung Raya I No. 3 B, Jagakarsa, RT.3/RW.3, Lenteng Agung, Jagakarsa, Kota Jakarta   Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630 (Pusat)
  • Jalan Raya Depok
             




Visi:
Menjadikan Bakso Plo lebih terkenal dengan menghasilkan bakso-bakso yang berkualitas tinggi dan menciptakan bakso yang beraneka ragam kaya rasa serta harga terjangkau bagi konsumen dan masyarakat.
Misi:
  • Memberikan kepuasan bagi pihak konsumen. 
  • Menciptakan usaha yang sehat dan menciptakan income yang optimal. 
  • Selalu membuat kreasi, inovasi terhadap produk. 
  • Menciptkan bakso yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman bagi konsumen
Planning:
Planning kedepannya yaitu dapat membuka cabang di Pasar Minggu dan Depok, serta dapat mempertahankan cita rasa di cabang yang sudah ada. Keuntungannya di gunakan untuk menambah cabang dan di sumbangkan keyayasan TK dan TPA sekitar.

Budaya Yang Cocok Bakso Plo:
Bakso enak kelas atas harga saku masyarakat.


Sumber:

Selasa, 02 Mei 2017

Review Buku CSR




Wahyudi, Isa dan Busyra Azheri. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Malang : Setara Pers (Group Penerbit Intrans), 2011.
xxvi, 242hal; 23 cm
ISBN 978-602-9811-0-0
KODE BUKU : PR/2/WAH

Review
Isu CSR (Corporate Social Responsibility) sudah ramai dibicarakan orang apalagi dengan masuknya unsur tersebut dalam pelaksanaan perusahaan yang termaktub di dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 1997 di pasal 74. Banyak orang sudah akrab dengan istilah ini, namun sebenarnya masih buta tentang CSR ini. Buku ini pada bagian awal membahas perkembangan CSR sejalan dengan pertarungan ekonomi politik liberal. Seperti apa yang sudah dilakukan Newmont Minahasa, Exxon Mobil, PT Freeport dan lain-lain. Juga kegagalan Lapindo Berantas dalam pelaksanaan CSR. Gelombang kesadaran CSR bangkit sejalan dengan ramainya seminar, konferensi dalam forum-forum internasional sebagai konter terhadap pasar global yang makin liberal. Dalam kesadaran pada keterbatasan pemahaman, buku ini mengajukan tema tanggungjawab dari makna responsibility, didalamnya ada 3 unsur yang harus dipahami, yakni; kesadaran (awareness), kecintaan/kesukaan (affiction), dan keberanian (bravery).
Dalam membahas CSR ada beberapa isu yang bisa digunakan, yakni; konsep Sosial, Ekonomi dan lingkungan (hal. 45) yang kemudian akan dikenal dengan istilah 3BL (Triple Bottom Line). Buku ini juga menyebutkan dengan rinci isu-isu terkini pembahasan internasional, seperti; Protocol Kyoto yang membicarakan tentang kebersihan lingkungan udara, KTT Millenium di New York dan lain-lain. Tidak itu saja, buku ini berbicara juga tentang 3P, yakni; People, Profit dan Planet yang semuanya berkaitan dengan pandangan orang dalam pelaksanaan CSR yang dihubungkan dengan penampilan model ISO 26000 – Guidance Standard on Social Responsibility. Pada bagian implementasi CSR pada buku ini ditambahkan unsur budaya yang merupakan pengembangan konsep yang sudah ada.
Tidak itu saja aturan-aturan hukum dan bisnis yang bisa dirujuk dalam pelaksanaan CSR dipaparkan lengkap dalam buku ini. Buku ini juga menunjukkan kegiatan-kegiatan apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan besar untuk program CSR mereka. Apa, dimana dan berapa budget yang dilakukan untuk keperluan apa CSR itu dilakukan. Meski kelemahan buku ini adalah tidak menukik pada kasus perkasus bagaimana implementasi CSR, namun buku ini sangat membuka cakrawala orang yang membacanya tentang hal ikhwal CSR dari sisi isu, pelaksanaan dan konflik kepentingan di dalamnya. (Pris)