Minggu, 14 Januari 2018

RUANG LINGKUP KOMUNIKASI TULISAN

RUANG LINGKUP KOMUNIKASI TULISAN

1.       Latar Belakang
Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraaan secara langsung dengan menngunakan bahasa yang singkat, jelas dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat- menyurat, sms, e-mail dan lain sebagainya.
Seperti hal nya komunikasi lisan, komunikasi tulisan ini juga berpengaruh dalam komunikasi antaran individu-individu, individu-kelompok, atau kelompok-kelompok yang berjauhan tempat. Komunikasi tulisan juga dapat memberikan eisien dan menghemat waktu tanpa perlu membuamg tenaga dan waktu dalam berkomunikasi kepada seseorang yang tempat dan domisilinya berjauhan.
2.       Pengertian Komunikasi Tulisan
Komunikasi tertulis adalah membaca dan menulis. Kedua ragam komunikasi tertulis ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, saling terkait erat. Seseorang membaca (sebut:pembaca) suatu teks (menerima dan memahami pesan tertulis) karena ada yang menulis. Sebaliknya, seseorang menulis (sebut:penulis) karena ingin menyampaikan ide, informasi, atau perasaannya kepada orang lain.
ika menulis merupakan proses penyampaian pesan secara tertulis maka membaca merupakan proses penerimaan pesan yang disampaikan secara tertulis oleh orang lain. Pemahaman atas makna pesan itu tidak hanya berasal dari apa yang tertulis dalam teks atau karangan itu saja, tetapi juga dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pembaca. Dengan demikian, didalam proses membaca terjadi interaksi antara pembaca dengan teks atau karangan itu sendiri. Pemahaman yang dihasilkan dari interaksi tersebut dapat dikelompokkan atas tiga hal, yaitu :
Ø   Pemahaman literal, yaitu pemahaman terhadap hal-hal yang secara jelas atau eksplisit tersaji dalam teks. Pemahaman ini mempersyaratkan pengetahuan yang baik dari pembaca mengenai unsur-unsur bahasa serta makna yang dibawanya. Hal ini merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki pembaca.
Ø   Pemahaman inferensial, yaitu pemahaman tentang apa yang tersirat dalam teks berupa maksud dan gagasan atau ide penulis. Untuk memperoleh jenis pemahaman ini pembaca dapat menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
Ø   Pemahaman kritis, yaitu pemahaman yang berasal dari membandingkan apa yang tersaji di dalam karangan dengan apa yang terjadi di luar itu. Untuk menguji kebenarannya, pembaca mungkin mengaitkannya dengan pa yang telah diketahuinya atau dia mencari informasi lain.
Dalam komunikasi tulisan kita mempunyai cukup waktu untuk merumuskan dan merancang pesan yang disampaikan. Pengertian komunikasi tulisan adalah :
Komunikasi tulisan adalah suatu proses penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan.
Komunikasi tertulis dilakukan baik antara individu dan bagian dalam struktur organisasi peusahaan maupun dengan pihak ketiga. Menurut Bovee dan Thill (1989) dalam penyampaian pesan secara tertulis, mempunyai keuntungan yang sangat besar yaitu :
Ø  Adanya peluang untuk mengontrol pesan.
Ø  Isi pesan yang disampaikan dapat memuat informasi yang sangat kompleks dan    memerlukan uraian sangat detail.
Ø  Pesan yang disampaikan dapat didokumentasikan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk rujukan pada masa mendatang.
Ø  Pesan dapat disebabkan secara luas, ketika khalayak yang ingin dijangkau sangat besar dan terpisah secara geografis.
Komunikasi tertulis dapat dipilih bilamana :
Ø  Pesan atau subjek yang ingin disampaikan cukup banyak dan komplek; perlu penjelasan panjang lebar suatu teknis; perlu visualisasi pesan dalam bentuk angka-angka, grafik, gambar, data statistik.
Ø  Penerima pesan terpisah jarak jauh dengan pemberi pesan.
Ø  Memerlukan laporan, data atau dokumen tertulis untuk arsip.
Ø  Tidak dibutuhkan tanggapan cepat dari penerima pesan.

Sumber:
Beebe, Steven A. dan Susan J. Beebe. 1997. Public Speaking: An Audience-centered Approach. USA: Allyn And Bacon.
http://all-about-theory.blogspot.com/2010/10/pengertian-komunikasi-tulisan.html

studi kasus komunikasi lisan dan negosiasi dan komunikasi tulisan



studi kasus komunikasi lisan dan negosiasi dan komunikasi tulisan

Di setiap kehidupan manusia baik secara individu, kelompok, maupun organisasi tidak akan pernah lepas dalam berinteraksi atau saling berkomunikasi, sehingga komunikasi menjadi salah satu kebutuhan bagi manusia. Komunikasi yang efektif wajib memenuhi dua syarat berikut: (1) men-transfer sebuah arti dan memahami arti tersebut. Suatu proses komunikasi harus terdiri dari pihak-pihak yang nantinya sebagai pengirim komunikasi (sender) dan penerima komunikasi (receiver). Proses komunikasi diartikan sebagai hubungan antara pengirim pesan dan penerima pesan yang menghasilkan penyampaian dan pemahaman suatu arti.
Ketika kita menulis, berbicara, melakukan gerak tubuh, ekspresi itu semua bagian dari proses komunikasi yang akan disampaikan kepada penerima komunikasi atau penerima pesan. Proses pengkomunikasian pesan bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (melalui media) seperti surat, e-mail, TV, radio. Orang yang berkebutuhan khusus melakukan komunikasi dengan media seperti bahasa isyarat, huruf braille.
          Dalam pengkomunikasian pesan, tidak selamanya berlangsung dengan baik melainkan bisa terjadi masalah seperti keributan (bising), kerusakan media elektronik, penyampaian pesan yang tidak sesuai maksud akan menimbulkan eror dalam penyampaian pesan. Bukan hanya itu, ketika penerima pesan tidak memahami dengan baik maksud yang disampaikan pengirim pesan, itu juga masalah dalam proses komunikasi sehingga menjadi tidak efektif.
          Komunikasi yang baik dan efektif yaitu komunikasi yang bisa disampaikan dan dipahami dengan baik. Komunikasi yang baik juga memberi dampak yang baik bagi individu, kelompok, dan organisasi, dan itulah harapannya.

Contoh Kasus:
PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan
mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.

Contoh lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.

Kesimpulan: Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal. kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan dari karyawan dan manajemen PT. Golden Castle.

Saran:           Seharusnya pihak manajemen  perusahaan tersebut mempunyai sikap terbuka terhadap karyawannya sehingga  karyawan tidaksalah paham terhadap pihak manajemennya



SUMBER:

Ruang Lingkup Dari Komunikasi Lisan Dan Negoisasi



Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu communication, sedangkan dari bahasa latin adalah comunicatus yang mempunyai arti berbagai atau menjadi milik bersama. Komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Ilmu  komunikasi  adalah  ilmu  pengethuan  sosial  yang  bersifat  multidisipliner,  olehnya  itu  tidak  bias menghindari  perspektif  dari  beberapa  ahli  yang  tertarik  pada  kajian  tentang  komunikasi,  sehingga  pengertian dan definisi komunikasi menjadi semakain banyak dan beragam, tetapi pada dasarnya semua itu bersi fat saling melengkapi dan menyempurnakan.
Pesan  adalah produk  utama  komunikasi.  Pesan  berupa  lambang-lambang  yang  menjalankan  ide/gagasan,  sikap,  perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau  tingkah  laku  dan  berbagai  bentuk  tanda-tanda  lainnya.
Negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang  menyangkut kepentingan timabal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang ber-beda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut.

1.           Komunikasi Lisan dalam Rapat
Di dalam suatu pertemuan dan dalam suatu rapat setiap anggota atau peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya:
§   Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
§   Mampu menjadi komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
§   Mampu berkomunikasi secara terbuka, jujur dan bertanggung jawab.
§   Mampu menjadi komunikan yang sangat responsive namun tidak emosional.
§   Mampu mengontrol diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.


2.           Komunikasi Lisan dalam Wawancara
Misalkan dalam suatu wawancara, kita melakukan komunikasi dengan seorang yang diwawancara. Dalam wawancara tersebut, ada pihak yang lebih mencondong memberikan pertanyaan. Wawancara biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data yang ingin kita dapat. Ada juga etika dalam berwawancara, diantaranya adalah memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian kita sampaikan maksud dari wawancara yang kita lakukan. Kita juga harus respect kepada orang yang kita tanya sehingga ia merasa nyaman. Berikut ini ialah hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan wawancara:
§   Gunakan volume suara yang baik dan terdengar (berbicara tidak terlalu keras).
§   Hindari bahasa menggurui responden.
§   Hindari sikap rakus.
§   Fokus pada lawan bicara.
§   Fokus pada pembicaraan.
§   Tidak boleh memotong pembicaraan.
§   Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
§   Hindari kata-kata kasar (kotor).
§   Bersikap ramah.
§   Jangan menyakiti hati responden.
§   Hidari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
§   Ucapkan terima kasih.

3.           Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi
Diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya untuk merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih rinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi, baik dilakukan pribadi dengan lainnya, maupun negosiasi antar kelompok, senantiasa melibatkan pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku. Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang melakukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakang, pola pemikiran, dan karakteristik, serta berusaha untuk saling menyesuaikan diri.
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan kena sasaran, negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap:

§   Fact-finding, mengumpulkan fakta atau data yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.

§   Planning, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah garis besar pesan yang hendak disampaikan.

§   Penyampaian, lakukan negosiasi pesan dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan gunakan istilah yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilih kata yang mencerminkan citra spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.

§   Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat seperti: angkat bahu, geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik untuk mengetahui sama makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.

§   Evaluasi, menilai apakah tujuan negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan semula. Sering terjadi justru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian masalah antara pemberi dan penerima pesan. Diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan memenangkan pendapatnya.
Jika terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan, timbul dorongan untuk menang. Keinginan untuk menang di satu sisi mengabaikan kekalahan dipihak lainnya, biasanya sulit tercapai. Untuk itu digunakan strategi win-win solution.



Sumber:
Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga